Perbedaan
Antara
IP
Publik, IP Private,lana,Afrinic,Ripe dan Idnic
Network atau Jaringan dalam
bidang komputasi dapat diasumsikan dengan saling terhubungnya dua komputer atau
lebih dengan media transmisi/komunikasi dan menggunakan aturan standardisasi
yang berlaku sehingga komputer-komputer tersebut dapat saling berinteraksi dan
berkomunikasi.
Tujuan utama pembuatan suatu jaringan
adalah agar suatu komputer dapat berkomunikasi dengan komputer lain. Namun
dengan semakin majunya teknologi maka semakin beragam pula jenis OS, aplikasi
dan lain sebagainya yang dimiliki oleh suatu komputer, sehingga untuk melakukan
komunikasi tersebut menjadi “sedikit” mustahil. Hal ini dapat diasumsikan
dengan banyak orang dari berbagai negara, dengan bahasa yang berbeda-beda namun
memiliki kepentingan yang sama, sehingga solusi terbaik yakni menyamakan bahasa
atau lebih tepatnya membuat standardisasi bahasa untuk berkomunikasi. Dalam
dunia Jaringan Komputer, standardisasi komunikasi itu berupa TCP/IP yang
merupakan singkatan dari Transmision Control Protocol / Internet Protocol.
Ada 2 jenis IP Address yang ada sekarang,
yakni ip address versi 4 (IPv4) yang sejak dulu menjadi standar baku
pengalamatan dan versi 6 (IPv6) yang merupakan calon pengganti versi terdahulu.
Dibuatnya versi penerus disebabkan karena alokasi pengalamatan yang disediakan
IPv4 sudah hampir habis, apabila seluruh alamat yang disediakan oleh IPv4 telah
terpakai, maka jaringan diseluruh dunia bisa terganggu. Untuk itu, selagi menunggu
selesainya proses “pematangan” IPv6, dibuatlah pembagian IP Private & IP
Public.
Nah berdasarkan penggunaan di jaringannya IP
terbagi dua, yaitu IP Private dan IP Public. IP Private adalah IP yang bersifat
pribadi dan lokal, lokal maksudnya IP ini hanya digunakan sebagai identifikasi
komputer pada jaringan tertutup yang bersifat pribadi. IP private ini tidak
bisa digunakan untuk mengakses jaringan internet karena pada umumnya IP private
di seragamkan nilai awalnya agar sesama komputer di jaringan tersebut dapat
saling berhubungan. Contoh IP lokal yang sering digunakan adalah IP
192.16x.x.xxx (kelas C).
Berbeda dengan IP Private, IP Public
bersifat worldwide dengan penggunaan konfigurasinya yang terikat dengan
peraturan tertentu. IP Addressing juga dikelompokkan berdasarkan negara,
Indonesia umumnya dimulai dengan kepala 202 & 203 (tapi IP komputer saya
saat ini terdeteksi 118.137.213.70). IP publik inilah yang biasanya saat ini
menggunakan IPV4 dan ditakutkan akan habis dalam waktu dekat.
IP Address dibagi menjadi 5
kelas, yaitu kelas A – E, namun yang hanya digunakan adalah kelas A, B & C
karena kelas D & E digunakan untuk keperluan khusus. Cara mudah
membedakan kelas A, B & C :
1.
Kelas A –>
kelompok pertama dimulai dari 0000 0000 (0) –> range IP 0 – 127 dan memiliki
host maksimum sebanyak 16.777.214
2.
Kelas B –>
kelompok pertama dimulai dari 1000 0000 (128) –> range IP 128 – 191 dan
memiliki host maksimum sebanyak 65.534
3.
Kelas C –>
kelompok pertama dimulai dari 1100 0000 (192) –> range IP 192 – 223 dan
memiliki host maksimum sebanyak 254
Tiap kelas memiliki 1 slot
yang berfungsi sebagai IP Private :
1.
Kelas A –>
IP 10.x.x.x
2.
Kelas B –>
IP 172.16.x.x sampai 172.30.x.x
3.
Kelas C –>
IP 192.168.x.x
IP 127.0.0.1 juga tidak
boleh digunakan sebagai IP Public karena berfungsi untuk Local Loop atau Local
Host. Lembaga yang mengatur / menyediakan IP Public adalah IANA, singkatan
dari Internet Authorized Numbering Association.
Network ID atau NID
menunjukkankan alamat dari jaringannya. Host ID atau HID menunjukkan
jumlah dari host yang ada. Keduanya tidak dapat dipisahkan, jika
diasumsikan dengan kehidupan sehari-hari, NID merupakan nama jalan & HID
merupakan No Rumah.HID merupakan “sisa” NID. Cara cepat mengetahui NID
& HID suatu alamat IP :
1.
Jika IP Kelas
A –> Lihat nilai kelompok pertama
2.
Jika IP Kelas
B –> Lihat nilai kelompok pertama & kedua
3.
Jika IP Kelas
C –> Lihat nilai kelompok pertama, kedua & ketiga
Hal lain yang perlu kita
ketahui berhubungan dengan IP adalah Subnet mask dan Broadcast. Range IP
yakni dari 0 sampai 255 = 256 buah, tapi yang dapat digunakan sebagai host
hanya 254 buah, ini karena IP terkecil digunakan sebagai alamat Network dan IP
terbesar digunakan sebagai alamat Broadcast. Broadcast dapat diasumsikan
sebagai alamat universal yang digunakan dalam suatu lingkungan tertentu untuk
dapat saling berkomunikasi. Sedangkan Subnet Mask atau dapat juga disebut
dengan Net Mask digunakan untuk membuat suatu jaringan menajadi lebih tertata.
Netmask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan
Secara default Netmask yang
ada :
1. Kelas A –> 255.0.0.0
2. Kelas B –>
255.255.0.0
3. Kelas C –>
255.255.255.0
Subnet juga dapat digunakan
untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address =
192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka
IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang artinya jaringan ini
dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan
jaringan yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus
memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai
kelompok ke-4 Subnet Mask.
Berikut data Host Subnet
Mask :
- 0000 0000 = 0 = 256-0 =
256 IP = 254 Host
- 1000 0000 = 128 = 256-128
= 128 IP = 126 Host
- 1100 0000 = 192 = 256-192
= 64 IP = 62 Host
- 1110 0000 = 224 = 256-224
= 32 IP = 30 Host
- 1111 0000 = 240 = 256-240
= 16 IP = 14 Host
- 1111 1000 = 248 = 256-248
= 8 IP = 6 Host
- 1111 1100 = 252 = 256-252
= 4 IP = 2 Host
- 1111 1110 = 254 = 256-254
= 2 IP = 0 Host
- 1111 1111 = 255 = 256-255
= 1 IP = -1 Host
Kelompok angka 254 &
255 tidak valid karena hanya memiliki 0 dan -1 host
Berdasarkan data diatas,
maka Jika IP 192.168.1.0 hanya ingin berhubungan dengan 1 komputer saja, maka
Subnet Mask yang harus digunakan yakni 255.255.255.252
v AfriNIC
AfriNIC
is a non-pemerintah dan bukan nirlaba organisasi berbasis keanggotaan. Peran
utamanya adalah untuk melayani kawasan Afrika sebagai Regional Internet
Registry, sama empat benua lain yang memiliki RIR mereka sendiri.
AfriNIC
Visi adalah:
"Ujung
tombak teknologi Internet dan pengembangan kebijakan di Daerah Afrika."
AfriNIC
Misi adalah:
"Untuk
melayani masyarakat Afrika dengan menyediakan profesional dan manajemen yang
efisien Nomor Internet Resources, mendukung penggunaan teknologi internet dan
pengembangan, dan mempromosikan internet pemerintahan sendiri."
AfriNIC's
Core Values adalah:
*
Kami beroperasi dengan transparansi, profesionalisme dan efisiensi.
*
Kami berkomitmen untuk integritas dalam semua yang kita lakukan, selalu dan di
mana-mana.
*
Kami menyadari dan menghargai kontribusi individu dan kerja tim.
*
Kami menyadari keragaman budaya dan bahasa di kawasan kita.
*
Kami adalah organisasi yang digerakkan teknologi mendorong pembelajaran dan
inovasi berkelanjutan.
*
Kami menghargai kerja sama dan kerjasama dengan organisasi terkait.
AfriNIC
struktur organisasi yang diatur untuk mendorong bottom-up model pengelolaan
pemerintahan sendiri di mana kebijakan dan fungsi-fungsi organisasi lainnya
ditentukan oleh masyarakat pada umumnya dan anggota yang memilih wakil-wakil
yang duduk di Dewan Direksi. Diskusi dilakukan melalui pertemuan publik dan
e-mail daftar diskusi. Tidak ada persyaratan atau pra-syarat untuk setiap orang
atau badan untuk berpartisipasi. AfriNIC memiliki majelis Umum yang memenuhi
setahun sekali sedangkan Rapat Kebijakan Publik yang diselenggarakan dua kali
setahun (satu back-to-back dengan Sidang Umum). Pelajari lebih lanjut tentang
layanan AfriNIC wilayah.
v APNIC
APNIC didirikan pada tahun 1992 oleh Asia
Pasifik Koordinator Komite Penelitian Intercontinental Networks (APCCIRN) dan
Asia Pacific Engineering and Planning Group (APEPG). Kedua kelompok itu
kemudian digabung dan berganti nama menjadi Kelompok Jaringan Asia Pasifik
(APNG). Ini didirikan sebagai sebuah proyek percontohan untuk memberikan ruang
alamat seperti yang didefinisikan oleh RFC-1366, dan juga mencakup singkat yang
lebih luas: "Untuk memfasilitasi komunikasi, bisnis, dan budaya dengan
menggunakan teknologi internet".
Pada
tahun 1993, APNG menemukan mereka tidak mampu menyediakan payung formal atau
struktur hukum untuk APNIC, dan jadi pilot proyek ini menyimpulkan, tetapi
APNIC terus eksis secara independen di bawah kekuasaan IANA sebagai 'proyek
sementara'. Pada tahap ini, APNIC masih tidak memiliki hak-hak hukum,
keanggotaan, dan struktur biaya.
Pada
tahun 1995, pelantikan diadakan pertemuan APNIC di Bangkok. Ini adalah
pertemuan dua hari, dijalankan oleh para relawan, dan bebas untuk hadir.
Sumbangan sukarela dicari sesuai dengan ukuran organisasi, mulai dari $ 1.500
untuk 'kecil', melalui ke $ 10.000 untuk 'besar'. Tiga anggota jenis
didefinisikan oleh APNIC-001: ISP (lokal IR), Enterprise, dan Nasional.
1996
melihat struktur biaya yang layak diperkenalkan, pembentukan keanggotaan, dan
penyelenggaraan pertemuan APRICOT pertama.
1997
Pada saat tiba, itu menjadi semakin jelas bahwa APNIC lingkungan setempat di
Jepang membatasi pertumbuhan - misalnya, staf terbatas pada anggota 4-5. Oleh
karena itu, perusahaan konsultan KPMG dikontrak untuk menemukan lokasi yang
ideal di kawasan Asia Pasifik untuk APNIC markas baru.
Untuk
alasan-alasan seperti infrastruktur stabil, rendahnya biaya hidup dan operasi,
dan keuntungan pajak bagi organisasi keanggotaan, Brisbane, Australia dipilih
sebagai lokasi baru, dan relokasi selesai antara bulan April dan Agustus, 1998,
sambil tetap menjaga seluruh operasi terus-menerus.
Pada
tahun 1999, relokasi itu selesai, krisis ekonomi Asia berakhir, maka mulai
periode konsolidasi untuk APNIC - masa pertumbuhan berkelanjutan, pengembangan
kebijakan, dan penciptaan dokumentasi dan sistem internal.
Sejak
itu, APNIC telah terus tumbuh dari awal yang sederhana ke anggota lebih dari
1.500 di 56 ekonomi di seluruh wilayah dan sekretariat dari sekitar 50 anggota
staf yang terletak di kantor pusat di Brisbane, Australia.
v RIPE NCC
The
RIPE NCC memulai operasinya pada April 1992 di Amsterdam, Belanda. Dana awal
disediakan oleh jaringan akademis Réseaux Associés pour la Recherche Européenne
(RARE) orang anggota, EARN dan EUnet. RIPE NCC yang resmi didirikan ketika
versi Belanda Anggaran Dasar diendapkan dengan Amsterdam Chamber of Commerce
pada tanggal 12 November 1997. RIPE NCC pertama Rencana Kegiatan diterbitkan
pada Mei 1991.
RIPE
NCC yang mendukung perkembangan internet melalui koordinasi teknis
infrastruktur Internet di wilayah layanan dan sekitarnya. Itu melakukan banyak
kegiatan di daerah ini, termasuk:
*
Alokasi dan pencatatan sumber daya nomor Internet (IP Addresses dan AS
Bilangan)
*
Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Database
*
Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Routing Registry
*
Operasi K-akar, salah satu akar dunia nameserver
*
Koordinasi dukungan untuk delegasi ENUM
*
Pengumpulan dan publikasi statistik pada Internet netral perkembangan dan
kinerja
v IDNIC
Menurut
sumber di situs resmi IDNIC(www.idnic.net) , IDNIC memiliki latar belakang
dengan pertumbuhan jaringan Internet yang cukup pesat, kebutuhan untuk
mengorganisir informasi jaringan secara baik dan berkesinambungan sangan
diperlukan. Tanpa adanya basis informasi jaringan yang dikelola dengan baik,
pertumbuhan Internet di Indonesia akan terhambat, bahkan dapat menimbulkan
kekacauan yang mengganggu stabilitas jaringan Internet secara keseluruhan.
Pengelolaan informasi nasional adalah tanggung jawab yang harus kita pikul demi
nama baik bangsa Indonesia.
Di negara-negara lain, pusat informasi
jaringan yang lebih di kenal sebagai “Country NIC” telah banyak dikembangkan.
Karena latar belakang pertumbuhan Internet yang cukup beragam disetiap negara,
pusat informasi jaringan di suatu negara bisa saja dikelola oleh swasta,
akademi atau pemerintah. Di kawasan Asia telah dikenal adanya JP-NIC (Jepang)
yang didukung oleh PJI PJI di Jepang, TW-NIC (Taiwan) yang dikelola oleh Pusat
Komputer Kementrian Pendidikan Taiwan, KR-NIC (Korea) yang disponsoro oleh
National Computerization Agency, dan SG-NIC (Singapura) yang dikelola oleh
National Computer Board milik Pemerintah Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar